SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN
Nama : UMAIRA
Nim : A1C408010
Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jamb
Jln.Bulian-Jambi, Mendalo Darat 36361
Abstrak
Praktikum dengan judul SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN ini bertujuan untuk menerapkan metode capture-mark-release-recapture untuk memperkirakan besarnya populasi simulan dan membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu rumus petersen dan schnabel.Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu,3 desember 2011 bertepat di laboratorium pmipa universitas jambi. Alat dan bahan yang digunakan adalah 2 buah toples yang berisi dua macam warna kancing putih dan hitam dengan jumlah tertentu. Adapun hasil yang di dapatkan yaitu untuk rumus petersen 451 dengan standar eror 204,24 sedangkan dengan rumus schanable 1426,08 dengan standar eror 12,69 .
Kata kunci: simulasi, estimasi, populasi, ekologi
PENDAHULUAN
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989)
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi.(Hadisubroto.T.1989)
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya untuk sampling populasi rumput dipadang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMMR) (Tim Penyusun Ekologi, 2006).
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik).
Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat.
Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi.
Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON). (Soetjipta.1992)
Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.
Metoda ini ada beberapa cara yaitu:
1. Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE) Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus : D=N/A
2. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus:
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dengan catatan:
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke i
Maka Standar Error pada metode ini dapat dihitung dengan rumus:
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Dengan catatan:
K = jumlah periode sampling dan Mi=Jumlah total hewan yang bertanda.(Sugianto.A.1994)
METODE PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum simulasi estimasi populasi hewan yaitu dua buah toples dan Kancing baju berwanna putih berjumlah ± seperempat dari tinggi toplesdan Kancing baju berwarna hitam berjumlah ± seperempat dari tinggi toples.
PROSEDUR KERJA
Percobaan ini dilakukan pada hari kamis, tanggal 3 Desember 2011 di ruang Laboratorium P.MIPA Universitas Jambi.
Prosedur Kerja:
1. Diambil segenggam kancing berwarna hitam dalam toples, dan menukarkan kancing
tersebut dengan kancing berwarna putih sebagai hewan yang ditandai.
2. Dikocok toples agar kancing homogen.
3. Diambil cuplikan yang kedua dengan cara yang sama, apabila terdapat sejumlah
kancing berwarna lain dianggap sebagai (Ri).
4. Dilakukan cuplikan tersebut sebanyak 10 kali.
5. Dihitung dengan rumus Scanabel dan Peterson.
6. Data yang didapat diisi di dalam table yang telah tersedia dibuku penuntun praktikum.
Metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan dalam pengamatan ini adalah Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON) dan Metode Schnabel, yang menggunakan simulasi kancing baju.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil yang didapat pada praktikum simulasi estimasi npopulasi hewan yaitu dengan cuplikan yang dilakukan hingga 10 kali , pada cuplikan pertama dengan ni =41 dan jumlah hewan yang bertanda 41,untuk cuplikan kedua ni = 44, Ri = 4 E hewan bertanda = 34,mi =41 dan (ni.mi)=1804, dan seterusnya sampai cuplikan 10 , sehingga didapatkan hasilkeseluruhan total ni =461, jumlah total Ri= 107 ,total mi = 331, total (ni.mi)= 79995. Untuk lebih jelas lagi, praktikan sajikan hasil dalam bentuk table, yaitu :
K ni Ri jmlh hewan bertanda mi (ni.mi)
1 41 - 41 -
2 44 4 40 41 1804
3 39 5 34 81 3159
4 59 11 48 115 6785
5 44 11 33 163 7172
6 47 15 32 196 9212
7 51 15 36 228 11628
8 59 15 44 264 15576
9 36 13 23 308 11088
10 41 18 23 331 13571
jmlh 461 107 331 79995
Nama : UMAIRA
Nim : A1C408010
Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jamb
Jln.Bulian-Jambi, Mendalo Darat 36361
Abstrak
Praktikum dengan judul SIMULASI ESTIMASI POPULASI HEWAN ini bertujuan untuk menerapkan metode capture-mark-release-recapture untuk memperkirakan besarnya populasi simulan dan membandingkan hasil estimasi dari 2 rumus yaitu rumus petersen dan schnabel.Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu,3 desember 2011 bertepat di laboratorium pmipa universitas jambi. Alat dan bahan yang digunakan adalah 2 buah toples yang berisi dua macam warna kancing putih dan hitam dengan jumlah tertentu. Adapun hasil yang di dapatkan yaitu untuk rumus petersen 451 dengan standar eror 204,24 sedangkan dengan rumus schanable 1426,08 dengan standar eror 12,69 .
Kata kunci: simulasi, estimasi, populasi, ekologi
PENDAHULUAN
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komnitas lainnya parameter ini tidak begitu tepat. Untuk itu biasa digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.(Suin.N.M.1989)
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.(Soetjipta.1992)
Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973)
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi.(Hadisubroto.T.1989)
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya untuk sampling populasi rumput dipadang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMMR) (Tim Penyusun Ekologi, 2006).
Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan.Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistic yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota opulasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan.
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (=kerapatan spesifik).
Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat.
Dalam kejadian yang tidak praktis untuk menerapkan kerapatan mutklak suatu populasi. Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapan nisbi suatu populasi.
Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1. Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2. Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON). (Soetjipta.1992)
Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode CAPTURE-RECAPTURE. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil.
Metoda ini ada beberapa cara yaitu:
1. Metoda Linceln-Peterson
Metoda ini pada dasrya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Pada metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE) Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus : D=N/A
2. Metode Schnabel
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus:
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dengan catatan:
Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya,
Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode i
Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke i
Maka Standar Error pada metode ini dapat dihitung dengan rumus:
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Dengan catatan:
K = jumlah periode sampling dan Mi=Jumlah total hewan yang bertanda.(Sugianto.A.1994)
METODE PRAKTIKUM
ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum simulasi estimasi populasi hewan yaitu dua buah toples dan Kancing baju berwanna putih berjumlah ± seperempat dari tinggi toplesdan Kancing baju berwarna hitam berjumlah ± seperempat dari tinggi toples.
PROSEDUR KERJA
Percobaan ini dilakukan pada hari kamis, tanggal 3 Desember 2011 di ruang Laboratorium P.MIPA Universitas Jambi.
Prosedur Kerja:
1. Diambil segenggam kancing berwarna hitam dalam toples, dan menukarkan kancing
tersebut dengan kancing berwarna putih sebagai hewan yang ditandai.
2. Dikocok toples agar kancing homogen.
3. Diambil cuplikan yang kedua dengan cara yang sama, apabila terdapat sejumlah
kancing berwarna lain dianggap sebagai (Ri).
4. Dilakukan cuplikan tersebut sebanyak 10 kali.
5. Dihitung dengan rumus Scanabel dan Peterson.
6. Data yang didapat diisi di dalam table yang telah tersedia dibuku penuntun praktikum.
Metode yang digunakan untuk melakukan perhitungan dalam pengamatan ini adalah Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON) dan Metode Schnabel, yang menggunakan simulasi kancing baju.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil yang didapat pada praktikum simulasi estimasi npopulasi hewan yaitu dengan cuplikan yang dilakukan hingga 10 kali , pada cuplikan pertama dengan ni =41 dan jumlah hewan yang bertanda 41,untuk cuplikan kedua ni = 44, Ri = 4 E hewan bertanda = 34,mi =41 dan (ni.mi)=1804, dan seterusnya sampai cuplikan 10 , sehingga didapatkan hasilkeseluruhan total ni =461, jumlah total Ri= 107 ,total mi = 331, total (ni.mi)= 79995. Untuk lebih jelas lagi, praktikan sajikan hasil dalam bentuk table, yaitu :
K ni Ri jmlh hewan bertanda mi (ni.mi)
1 41 - 41 -
2 44 4 40 41 1804
3 39 5 34 81 3159
4 59 11 48 115 6785
5 44 11 33 163 7172
6 47 15 32 196 9212
7 51 15 36 228 11628
8 59 15 44 264 15576
9 36 13 23 308 11088
10 41 18 23 331 13571
jmlh 461 107 331 79995
total
Setelah didapatkan hasil keseluruhan,untuk selanjunya hasil tersebut dihitung dengan menggunakan 2 rumus yaitu rumus petersen dan rumus schanable, untuk rumus petersen didapatkan hasil 451 dengan standar eror 204,24 sedangkan dengan menggunakan rumus schanable didapat hasil 1426,08 dengan standar eror 12,69 . Dan selisih yang didapat adalah 975,08 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.
PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai simulasi estimasi populasi hewan. Kami mendapatkan Hasil yang sudah tertera diatas.Hasil perhitungan menggunakan rumus SCHANABEL, maka didapat hasil 1426,08 dengan standar eror 12,69 Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan PETERSON didapat hasil 451 dengan standar eror 204,24. Dan selisih yang didapat adalah 975,08 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.
Menurut Sugianto,agus. Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan
( Penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua.
Kami mendapatkan rumus Peterson dari hasil praktikun yang kami lakukan yaitu :
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Dan hasil dari standar errernya menggunakan rumus:
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Sedangkan hasil model scanabel yang kami dapati yaitu menggunakan rumus :
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dan untuk kesalahan Baku (SE),dapat dihitung engan rumus :
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak valitan dalam metode PETERSON. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. (Agus.1994)
Setelah menghitung besarnya jumlah kancing baju menggunakan metode Peterson dan metode Schnabel dapat dibandingkan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode PETERSEN lebih mendekati jumlah yang sebenarnya dibandingkan dengan metode SCHANABLE.
PENUTUP
Kesimpulan
• Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR)
• Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan.
• Penghitungan dengan rumus Patersen mendapatkan hasil 451 dengan kesalahan baku (standar eror) 204,24
• Penghitungan dengan rumus Schanabel melalui total seluruh data mendapatkan hasil 1426,08 dengan kesalahan baku (standar eror) 12,69
• Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu
DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto,tisno.1989. Ekologi Dasar.DeptDikBud : Jakarta
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta
Soegianto,agus.1994,Ekologi Kwantatif. Usaha Nasional : Surabaya
Soetjipta.1992.Dasar-dasar Ekologi Hewan.DeptDikBud DIKTI : JakartaSuin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
LAMPIRAN
Rumus petersen
N = n. M/R
= 44 X 41/4
= 1804/4
= 451
SE = (M.n) (M-R) (n-R)/ R3
= ( 41x44) (41-44) (44-4)/64
= 2669920 / 64
= 41717,5
= 204,24
Rumus schanable
N = ∑ ( NI.MI ) / ∑.ri
= ∑ ( 461.331 ) / 107
= 152591 / 107
= 1426,08
SE = 1 / ( 1/N-mi+ k-1/N) – ( 1/N-ni )
= 1 / (1/1426,08-331 + 10-1/ 1426,08) – ( 1/ 1426,08 – 461)
= 12,69
Setelah didapatkan hasil keseluruhan,untuk selanjunya hasil tersebut dihitung dengan menggunakan 2 rumus yaitu rumus petersen dan rumus schanable, untuk rumus petersen didapatkan hasil 451 dengan standar eror 204,24 sedangkan dengan menggunakan rumus schanable didapat hasil 1426,08 dengan standar eror 12,69 . Dan selisih yang didapat adalah 975,08 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.
PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai simulasi estimasi populasi hewan. Kami mendapatkan Hasil yang sudah tertera diatas.Hasil perhitungan menggunakan rumus SCHANABEL, maka didapat hasil 1426,08 dengan standar eror 12,69 Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan PETERSON didapat hasil 451 dengan standar eror 204,24. Dan selisih yang didapat adalah 975,08 maka untuk selang kepercayaannya tidak dapat kami tampilkan hasil, dikarenakan tidak adanya table distribusi untuk perhitungan.
Menurut Sugianto,agus. Model Peterson menangkap sejumlah individu dari sujumlah populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Setelah itu dilakukan pengambilan
( Penangkapan Ke 2 terhadap sejulah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua inilah diidentifikasi indifidu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan ke dua.
Kami mendapatkan rumus Peterson dari hasil praktikun yang kami lakukan yaitu :
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n= jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R=Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Dan hasil dari standar errernya menggunakan rumus:
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Sedangkan hasil model scanabel yang kami dapati yaitu menggunakan rumus :
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dan untuk kesalahan Baku (SE),dapat dihitung engan rumus :
SE = 1/√1(N-Mi)=(k-1)/N -∑(1/N-ni))
Metode schanebel ini dapat digunakan untuk mengurangi ke tidak valitan dalam metode PETERSON. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. (Agus.1994)
Setelah menghitung besarnya jumlah kancing baju menggunakan metode Peterson dan metode Schnabel dapat dibandingkan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode PETERSEN lebih mendekati jumlah yang sebenarnya dibandingkan dengan metode SCHANABLE.
PENUTUP
Kesimpulan
• Percobaan simulasi estimasi populasi hewan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode Capture-Mark-Release-Recapture (CMMR)
• Penghitungan sebaran populasi yang diperoleh dapat dilakukan dengan penghitungan Schanabel dan Patersen. Penggunaan rumus Schanabel lebih akurat karena perhitungan dilakukan untuk setiap cuplikan yang dilakukan.
• Penghitungan dengan rumus Patersen mendapatkan hasil 451 dengan kesalahan baku (standar eror) 204,24
• Penghitungan dengan rumus Schanabel melalui total seluruh data mendapatkan hasil 1426,08 dengan kesalahan baku (standar eror) 12,69
• Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetic) yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu
DAFTAR PUSTAKA
Hadisubroto,tisno.1989. Ekologi Dasar.DeptDikBud : Jakarta
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta
Soegianto,agus.1994,Ekologi Kwantatif. Usaha Nasional : Surabaya
Soetjipta.1992.Dasar-dasar Ekologi Hewan.DeptDikBud DIKTI : JakartaSuin,nurdin Muhammad.1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta
LAMPIRAN
Rumus petersen
N = n. M/R
= 44 X 41/4
= 1804/4
= 451
SE = (M.n) (M-R) (n-R)/ R3
= ( 41x44) (41-44) (44-4)/64
= 2669920 / 64
= 41717,5
= 204,24
Rumus schanable
N = ∑ ( NI.MI ) / ∑.ri
= ∑ ( 461.331 ) / 107
= 152591 / 107
= 1426,08
SE = 1 / ( 1/N-mi+ k-1/N) – ( 1/N-ni )
= 1 / (1/1426,08-331 + 10-1/ 1426,08) – ( 1/ 1426,08 – 461)
= 12,69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar