Jumat, 13 Januari 2012

Populasi dekomposer

POPULASI DEKOMPOSER

UMAIRA ( A1C408010 )
Dosen pengampu : Ir. Bambang Hariyadi M.Si,PH.d
Program Studi Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi, 2011

Abstrak

Praktikum dengan judul populasi dekomposer ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu ekosistem yang bekerja membantu menghancurkan bahan organik. Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, desember 2011 bertepat di hutan universitas jambi. Alat dan bahan yang digunakan adalah botol kispray, formalin, tali, gelas akua, dn pinset. Hasil yang didapat pada praktikum ini yaitu cacing berjenis lumbrikus dan spesies A  tidak di ketahui,jumlah keseluruhan cacing berjenis lumbrikus dari semua kelompok yaitu 45, sedangkan cacing spesies A berjumlah 3, selanjutnya dugaan besar populasi totalnya yaitu 77,8 .

Kata kunci : populasi, dekomposer
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut. Beberapa jenis cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Tanah tersusun atas empat bahan utama, yaitu bahan mineral, bahan organic, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing—masing berbeda pada setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering (bukan sawah) umumnya mengandung 45%(volume) bahan mineral, 5% bahan organic,  20-30% udara dan  20-30 % air.
Di dalam tanah, berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian, secara umum terdapat dua golongan jasad hayati tanah, yaitu yang menguntungkan dan yang merugikan. Jasad hayati yang menguntungkan ini, yaitu yang terlibat dalam proses dekomposisi bahan organic dan pengikatan unsure hara. Keduanya bermuara pada penyedian hara tersedia bagi tanaman serta sebagai pemangsa parasit. Sedangkan jasad yang merugikan adalah yang memanfaatkan tanaman hidup, baik sebagai sumber pangan maupun sebagai inangnya, yang disebut sebagai hama atau penyakit tanaman ataupun sebagai kompetitor dalam penyerapan hara dalam tanah. Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Ilmu yang mempelajari. (Kusnadi, dkk, 2003)
1.2 Kajian Pustaka
Dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian. Organisme yang disebut pengurai (Dekomposer) yaitu bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya bertanggung jawab terhadap kesempurnaan siklus hidup dan matinya. Organisme pengurai tersebut menguraikan bahan-bahan organic yang dapat digunakan oleh organisme produsen, tanpa hadirnya organisme pengurai maka suatu ekosistem akan dipenuhi oleh sampah, bangkai tanaman dan hewan. (Darmono, 2001: 6-7)
Decomposer atau pengurai adalah organisme yang berperan menguraikan organisme lain yang telah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai diantaranya:
•    Mikroorganisme (Jasad Renik) Adalah makhluk hidup (organisme yang berukuran mikroskopis (sangat kecil)tidak dapat dilihat oleh mata. Sehingga untuk melihatnya diperlukan alat yang disebut mikroskop. Contohnya: bakteri, algae unicellular (alga satu sel), Fungi unicellular (jamr satu sel).
•    Makroorganisme, Adalah makhluk hidup yang berukuran lebih besar dari mikroorganisme dan dapat dilihat oleh mata biasa. Contohnya: Larva, Serangga, Cacing, Kumbang, dan fung multicelluler. ( Seto wardono : 10-11).
Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai kegiatan bagi kehidupan mahkluk hidup lainnya atau dengan perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan makhluk –makhluk alami. Populasi mikrobiologi yang mendiami tanah, bersama dengan berbagai bentuk binatang dan berbagai jenis tanaman tingkat lebih tinggi membentuk suatu system kehidupan yang tidak terpisahkan dari bahan mineral dan sisa –sisa bahan organic yang ada dalam tanah. Komposisi kuantitatif populasi dalam tanah dan kualitatif alam lingkungannya dapat dikatankan adalah sangat tergantung pada sumber dan kondisi alami dari tanah itu dan komposisi relative dari unsure- unsure organic dananorganik  Decomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut.
Beberapa hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) seperti cacing tanah, kutu juga berperan dalam pengurai sampah. Sesuai dengan peranannya dalam rantai makanan, mikroorganisme pengurai dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
•    Kelompok I (Konsumen tingkat I) yang mengkonsumsi langsung bahan organik dalamsampah, yaitu : jamur, bakteri, actinomycetes.
•    Kelompok II (Konsumen tingkat II) mengkonsumsi jasad kelompok I, dan;
•    Kelompok III (Konsumen tingkat III), akan mengkonsumsi jasad kelompok I dan Kelompok II.(Tohaga, 2009)
Beberapa jenis cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu menghancurkan bahan organic yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu tanah, Bahan Pakan Ternak, Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit, Bahan Baku Kosmetik dan bahan baku makanan untuk beberapa jenis cacing yang dapat dikonsumsi dan bermanfaat bagi manusia. (Sasmita.D.W.1994)
Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah. Cacing tersebut dapat memecah fragmen-fragmen sampah pada tumbuhan dan mencampurnya dengan tanah. Mereka membawa sampah dari permukaan ke dalam tanah,dan mengeluarkan secret mucus yang dapat memperbaiki struktur tanah. Celah-celah yang dibuat oleh cacing tanah dinamakan drilosfer, yang kaya bahan organic dan nutrien anorganik. Kondisi lingkungan tanah yang baik ini merupakan lingkungan yang baik untuk organisme. Cacing memiliki enzim selulosa dan khitinase yang ada pada ususnya yang membantu mendegradasi selulosa dan polimer khitin. (lud,2005)
Factor-faktor fisik yang mempengaruhi cacing tanah adalah :
a) kemasaman pH tanah,
b)kelengasan tanah,
c)temperatur,
d)aerasi dan CO2.
e)bahan organic.
f)jenis tanah,dan
g) suplai nutrisi.(Kemas Ali)
Dalam Dwidjoseputro (2005) dijelaskan bahwa ada beberapa genera bakteri yang hidup dalam tanah (misalnya Azetobacter, Clostridium, dan Rhodospirillum) mampu untuk mengikat molekul-molekul nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa pembentuk tubuh mereka, misalnya protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah zat-zat hasil urai seperti CO2 dan NH3 (gas amoniak). Sebagian dari amoniak terlepas ke udara dan sebagian lain dapat dipergunakan oleh beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas dan Nitrosococcus) untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain untuk memperoleh energi daripadanya. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam lingkungan yang aerob. Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi. Pengoksidasian nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.
Decomposer berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut serta beberapa jenis organisme (seperti beberapa macam bakteri dan jamur) yang memecah kembali menjadi unsur atau zat organik dalam rangka daur ekologi dengan hidup dari atau merusak protoplasma yang mati. (Bahtera,2009)
Beberapa jenis cacing tanah antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing memiliki banyak kegunaan antara lain: membantu menghancurkan bahan organic yang dapat mempengaruhi kesuburan suatu tanah.Cacing tanah ( terutama cacing hujan ) dari yang terkecil hingga yang terbesar , yang menghuni tanah tanah perkarangan , sawah tegalan , tanah tanah hutan dan lain lainnya . Banyak spesiesnya bermanfaat bagi penyuburan tanah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.    dapat mempercepat pelapukan sisa sisa tanaman
2.    Kotoran cacing dapat meningkatkan kesuburan tanah atau kadar NPK pada tanah
yang di huninya
3.    lorong lorong yang dibuatnya dalam tanah ( terutama pada lapisan top soil ) memungkinkan masuknya udara sehat ke dalam tanah dan terdesaknya kelebihan zat CO2 ke luar dalam tanah. (Shvoong,2008)
Metode Praktikum
2.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum populasi dekomposer  yaitu komunitas tumbuhan, formalin, pinset, botol.

2.2 Prosedur Kerja
Percobaan dilakukan dengan membuat plot berukuran 1x1 meter. Setiap kelompok melakukan pengamatan terhadap lima buah plot pada tempat yang berbeda. Plot dibersihkan terlebih dahulu dari berbagai serasah yang menutupi tanah dan ekosistem yang akan diamati. Kemudian dengan larutan formalin 40% yang telah dibuat disemprotkan merata ke setiap plot yang telah dibersihkan sebelumnya. Setelah 15-20 menit penyemprotan cacing akan keluar. Berbagai jenis dari spesies cacing yang terlihat diambil dan dimasukkan dalam larutan formalin 40% lalu di bilas dengan air bersih dilanjutkan dengan penimbangan dan identifikasi jenis yang diperoleh dan ditampilkan dalam bentuk kolom data kelas.
Buat kolom nama jenis, unit cuplikan dan ulangannya. Pada tiap jenis dalam masing‐masing unit cuplikan sebutkan jumlah individu yang diperoleh. Jumlahkan kearah horizontal dan vertikal. Jumlah arah vertikal hanya melihat jumlah individu dalam setiap cuplikan sementara jumlah arah horizontal hanya melihat besar masing‐masing jenis tanpa memperhatikan banyak individu dalam setiap cuplikan kemudian dilanjutkan dengan perhitungan dugaan populasi (N).
Hasil dan Pembahasan

3.1 Hasil

Jenis          unit cuplikan/ ulangan   
                                               
                    1    2      3      4            ∑
lumbrikus    15    7    11    12           45
spesies A           1     2                       3
∑                                                     48

Besar populasinya yaitu :
N =   X2
        X – S2                                                                                    X = 45/2 = 22,5
                                                                                                     S = 22 =  4
N =    22,5 2
           22,5 - 42
     =  506,25
           6,5
    =  77,8
          
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang didapat ,cacing berjenis lumbricus lebih mendominasi di tanah, wilayah hutan unja , selanjutnya ada sedikit cacing yang dianggap spesies A, jumlah dugaan besar populasi total dari hasil yang didapat yaitu berjumlah, 77,8 .
Dalam jumlah cacing yang telah ditemukan dalam populasi yang diamati,.
Umumnya cacing yang didapat berukuran kecil, hal ini dapat dikarenakan oleh jenis cacing pengurai yang berada dalam keadaan lembab di daerah hutan umumnya adalah jenis dari cacing yang memang berukuran kecil.Pada 15 menit pertama hanya beberapa cacing yang muncul, hal ini bisa dikarenakan keadaan tanah yang belum terlalu jenuh. Setelah 20 menit setelah penyiraman formalin pada tanah barulah cacing banyak dijumpai, hal ini bisa disebabkan oleh keadaan tanah yang sudah mulai jenuh. Ketidakhomogenan data dan pemerolehan cacing pada masing-masing kelompok dapat dikarenakan oleh struktur tanah yang berbeda.
Cacing merupakan salah satu dekomposer makroorganisme yang mampu menguraikan sampah-sampah dan sisa-sisa mkhluk hidup yang ada pada lingkungan hidupnya. Dan sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa cacing yang berbeda habitatnya akan berdampak pada kepadatan populasi cacing. Cacing di tempat kering populasi cacingnya sangat kurang. Berbeda dengan tanah yang lembab, Populasi cacing tanah lebih banyak bila dbandingkan dengan di tempat yang kering. Faktor kelembaman inilah yang akan menentukan proses kehidupan cacing tanah dan populasinya. Sedangkan cacing yang hidup ditempat kering, kita akan menemukan jumlah populasinya lebih sedikit bila dibandingkan engan populasi cacing tanah pada tempat lembab. Karena perolehan makanan kurang di tempa kering. Makanan cacing dari organisme yang telah mati dan mampu mengubahnya menjadi partikel-partikel organik, organisme yang dimaksud adalah organisme yang bersel satu. Contohnya bakteri dan jamur yang disebut juga dekomposer yang merupaka sumber makanan yang penting untuk makanan cacing dan insecta yang hidup di alam tanah ataupun air. Dengan begitu jelas cacing yang tinggal di daerah lembab lebih gemuk dari pada cacing yang hidup di daerah kering.
Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah. Cacing tersebut dapat memecah fragmen-fragmen sampah pada tumbuhan dan mencampurnya dengan tanah. Mereka membawa sampah dari permukaan ke dalam tanah,dan mengeluarkan secret mucus yang dapat memperbaiki struktur tanah.
Proses permulaan yang dilakukan adalah penyemprotan air sabun ke permukaan plot. Deterjan digunakan untuk untuk mendatangkan makro fauna tanah di sekitar tempat pengamatan dengan bau yang dihasilkan. Namun, penyemprotan minyak tanah dapat mendatangkan lebih banyak cacing karena tanah lebih cepat jenuh dan baunya lebih menyengat jika dibandingkan dengan air sabun.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah., dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah sangat tergantung dari suhu udara. Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu hari satu malam dan tergantung musim.

Penutup

4.1 Kesimpulan


•    Dekomposer adalah makhluk hidup yang berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati, sehingga materi yang diuraikan dapat diserap oleh tumbuhan yang hidup disekitar daerah tersebut
•    Umumnya didalam tanah dekomposernya adalah cacing tanah dan jenis-jenis serangga pengurai/pelebur bahan organik
•    Cacing tanah merupakan salah satu makroorganisme terpenting dalam penghancuran bahan organik yang terdapat di dalam tanahPersaingan


DAFTAR PUSTAKA

Bahtera.2009.PerananDekomposer.http://bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=vie
                       Diakses 2 januari 2012
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup Dan Pencemaran Hubungannya Dengan Tiksokologi Senyawa Logam. Jakarta : U Press
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA
Tohaga.2009.Manajemen Instalasi Pengolahan Sampah Organik                  
               http://pdpasartohaga.wordpress.com. Diakses 2 januari 2012
Wardono,Seto. 2005. Lingkungan Hidup. Jakarta : Vilar Bamboo Kuning














Tidak ada komentar:

Posting Komentar